Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Stres: pengertian dan cara mengatasinya

 

       MANGAN ENAK9_stres:pengertian dan cara mengatasi stres.

      Dalam kehidupan nyata tidak semua hal yang kita rencanakan bisa terwujud dengan sempurna. Banyak hal yang yang kita rencanakan tidak sesuai harapan. Di samping itu dengan banyaknya persoalan dan beban hidup yang di hadapi,terkadang membuat beban pikiran dan jiwa menjadi tidak stabil.

Bila hal ini berlangsung lama akan memicu timbulnya stres.Lantas apa sih yang di pengertian stres dan apa tanda-tandanya?
Bagaimana cara mengatasinya? Yuk baca sampai selesai ulasan berikut.

PENGERTIAN STRES

Menurut Chaplin menyatakan stres adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikolog.
Menurut Jordan menyatakan bahawa, stres adalah setiap perubahan dalam diri baik secara internal maupun eksternal yang menimbulkan reaksi dari individu.

Tetapi bila stres itu sendiri terlalu berat, berterusan, atau ia memilih untuk menghadapinya namun gagal, maka dapat terjadi gangguan fisik, perubahan psikologi , perubahan sikap yang timbul dapat menambah kecemasan, kemudian meningkat menjadi stres.

Stres yang muncul dapat berkaitan dengan kurangnya rasa keselamatan dalam diri, rasa rendah diri, dll. Misalnya saja pada anak-anak korban penjualan anak , mereka mungkin merasakan kurangnya rasa aman terhadap masa depan mereka, atau takut akan terjadi lagi penjualan tersebut pada diri mereka. Dalam sebuah sesi kaunseling tentang penganiayaan atau trauma tertentu dapat juga timbul stres.

MACAM-MACAM STRES

Stres dapat digolongkan dalam 3 jenis, yaitu:

1. stres yang positif, jenis ini dapat mencetuskan reaksi untuk menyesuaikan diri ke arah yang lebih baik dan menyebabkan
perkembangan yang baik dalam diri. Stres seperti ini diperlukan keberadaannya sesekali dalam hidup seseorang agar tidak membosankan.
Contohnya: akan menghadapi ujian, memulai
hidup baru dengan perkawinan.

2. stres yang negatif,
yaitu stres yang menimbulkan kesusahan negatif terhadap individu. Tanda-tanda mengalami stres ini adalah perasaan tegang, perasaan tidak enak seperti ketakutan, gugup, sedih,dan bingung.
Contohnya: gagal dalam ujian, bercerai dan
kesehatan yang buruk.

3. stres akibat trauma, jenis ini biasanya disebabkan oleh kejadian atau beberapa seri kejadian yang tiba-tiba, tidak disangka, dan fatal, serta tidak biasanya dialami oleh manusia. Kejadian ini sifatnya mengancam nyawa,sehingga korbannya dapat menjadi syok, hilang kontrol atas dirinya dan sering mengurangi kemampuan korbannya untuk
menyesuaikan diri dan juga mengatasi stres.

Kriteria stres akibat trauma adalah:
Biasanya tiba-tiba dan tidak disangka, Tidak biasa dialami manusia, Menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya, tidak dapat tertolong dan hilang kontrol, dan dapat mengancam nyawa.
pada Kelakuan antara lain: mengkonsumsi alkohol, kebanyakan / kurang makan, sering bersikap gugup, ceroboh, agresif, tiba-tiba menangis. 

pada Kognitif antara lain: gangguan konsentrasi, fikiran pesimis, kehilangan rasa percaya diri, kesulitan mengambil keputusan, banyak bermimpi.


CARA MENGATASI STRES

1. Secara sadar (coping mechanism), yaitu
orang yang menghadapi stres dapat memilih strategi tertentu untuk mengatasi stresnya itu.

  Para peneliti membagi strategi ini menjadi 3 jenis utama, yaitu:

(1) Usaha untuk mengubah situasinya, dimana seseorang akan berusaha menyingkirkan
penyebab stresnya, waktu merancang untuk menyelesaikan atau berusaha mendapatkan nasihat atau bantuan dari orang lain untuk mengubah situasinya. Orang dengan kemampuan untuk menyelesaikan waktu yang baik terbukti mengalami stres lebih sedikit dan gangguan kejiwaan yang lebih sedikit.

(2) Usaha untuk mengubah persepsinya terhadap waktu,yaitu seseorang menghadapi stres dengan melihat dari sudut pandang lain yang poisitif, hingga dirasa waktunya tidak terlalu mengancam.

(3) Usaha untuk mengurangkan emosi yang
dirasakan, yaitu dengan minum obat penenang, bermain muzik atau menari untuk melepaskan emosi.

2. secara tidak sadar (defense mechanism) adalah proses mental yang bertujuan untuk melindungi seseorang dari merasakan emosi yang tidak menyenangkan. Yang paling banyak digunakan adalah penindasan. Penindasan maksudnya adalah mekanisme secara tidak sadar untuk menyembunyikan
atau menekan ingatan atau fikiran yang tidak menyenangkan.

Mekanisme lain yang dapat digunakan adalah

(1) denial /penyangkalan, yaitu bila seseorang menolak untuk menerima kenyataan

(2) Projection; yaitu bila seseorang melemparkan kegagalan dirinya pada orang lain hampir seperti mencari kambing hitam. 

(3) reaction formation (Pembentukan reaksi)

yaitu ketika seseorang melakukan apa yang tidak diterimanya,padahal ia secara sadar menyatakan penolakannya terhadap hal tersebut.

Misalnya seseorang yang mengatakan seks itu kotor dan sangat menolaknya, ternyata ia masih menggunakan prostitusi juga. Kenyataannya penolakannya itu menutupi
kebutuhan yang besar akan hal tersebut

(4) sublimasi, yaitu ketika seseorang menukar dorongan seksual atau sikap agresifnya menjadi sesuatu yang lebih diterima di masyarakat.
Misalnya seseorang yang sangat ingin mengalahkan saudaranya,menjadikan keinginan itu sebagai dorongan untuk berhasil di dimasa depan

(5) rasionalisasi, adalah pembenaran, yaitu bila seseorang membenarkan (dengan persepsinya) kasalahan yang dilakukannya. Ini dilakukan untuk mengurangi perasaan
bersalah atau malu. Misalnya mahasiswa yang mencontek saat ujian mengatakan bahwa dengan kelulusannya ia dapat
membantu ramai orang.

Stres sering terjadi akibat individu tidak mampu mengendalikan suatu peristiwa (stressor) yang sedang dialaminya. Ketidak berdayaan inilah yang cendrung membuat
korban terkena gangguan stress pasca trauma.

Pernyataan Krystal yang dikutip oleh Goleman dengan memberi perumpamaan akan ketidakberdayaan seseorang dalam
menghadapi suatu peristiwa tragis, seperti diserang dengan sebilah pisau, tetapi tidak tahu mengatasinya, atau hanya dapat
berfikir matilah aku, orang yang tidak berdaya seperti itulah mudah terkena Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau stres setelah terjadinya suatu tragedi yang menyakitkan yang dapat membuat korban sakit secara fisik dan mental.

Mirkin & Hoffman menjelaskan beberapa gejala stres adalah otot-otot menegang serta letih-lesue, pening kepala, hilang selera makan, badan cepat letih, sembelit atau diare,
kegugupan, kemurungan, tidak bisa tenang, daya kerja menurun dan lain-lain. Suatu pristiwa atau kejadian (stressor) yang dapat dikendalikan (controllability) dan diramalkan
(predictability) cenderung akan menghindari dari trauma.

Akan tetapi, sebaliknya, apabila suatu kejadian tersebut tidak dapat dikawal dan dijangka, besar kemungkinan menjadi potensi
ancaman bagi diri. Ancaman tersebut pada akhirnya akan melahirkan trauma.

Untuk membantu orang lain mengatasi stresnya, yang terpenting adalah memberikan social support, intinya adalah memberi sokongan. Ada dua anggapan mengenai kasus positif dari sokongan sosial. Yang pertama yaitu mengurangkan dampak berbahaya dari stres yang tinggi, sedangkan yang kedua membuat seseorang lebih menghindari untuk tidak terkena stres.

Misalnya saja pasangan yang saling membantu satu sama lain akan menekankan bahwa pasangannya mampu menghadapi sebuah tantangan, untuk menjadikannya lebih
kuat.

seseorang yang mengalami stress
dapat dilihat dari tanda-tanda yang muncul dari 4 aspek, yaitu:

1. Aspek fisik. Pada faktor biologis/fisik,seseorang yang mengalami stress ditandai dengan mudah
lelah atau lesu, sering mual, muntah-muntah, gemetaran,kejang-kejang, sakit atau pegal-pegal di daerah pundak, susah
bernapas, sering berdebar atau tekanan darah tinggi, sakit pencernaan, penglihatan kabur, kehausan (yang tidak wajar),
gigi gemeretak, merasa sakit di bagian tubuh tertentu, sering buang air kecil, sakit kepala, dan sebagainya.

2. Aspek kognitif. Dalam aspek ini dapat ditandai dengan salah menuju atau mengenal seseorang, kebingungan, kurang perhatian, lambat atau tidak dapat mengambil
keputusan, kurang atau terlalu siaga, kurang kosentrasi,mudah lupa, mudah curiga, kasusulitan mengidentifikasikan objek, tidak dapat memecahkan masalah, kurang mampu
berpikir abstrak, lupa waktu/tempat, sering mimpi buruk dan sebagainya.

3. Emosional. Seseorang yang mengalami stress mudah mengalami kecemasan, memiliki perasaan bersalah,sedih, berduka, memiliki sikap menolak, mudah panik, ketakutan, shock, perasaan tidak menentu, kurang mengontrol emosi, depresi, melakukan respon yang kurang tepat, perasaan yang meluap-luap, sering nampak prihatin,gampang marah,gampang menyerang, dan sebagainya.

4.Dari aspek prilaku.

Orang yang stress nampak
sering atau mudah melakukan perubahan dalam kegiatan(kebiasaan), perobahan pola bicara (seperti gagap atau nyerocos), menarik diri mengasingkan diri, memperlihatkan
ledakan emosional, penuh curiga (menyelidik), perubahan dalam pola komunikasi, kehilangan gairah makan atau gairah makan berlebihan, mengkonsumsi narkoba, merokok berlebihan, tidak dapat beristirahat, melakukan kegiatan anti social, mengalami keluhan fisik yang tidak jelas, sangat sensitive terhadap lingkungan, mondar mandir (melakukan gerakan yang tidak menentu), mengalami perubahan fungsi seksual, dan sebagainya.

Sedikit paparan tentang pengertian dan cara mengatasinya di atas,semoga bisa menambah pengertian tentang psikologi.

Dan semoga kita terbebas dari stres pikiran negatif.amin.

Jangan lupa bahagia dan artikel akan berlanjut kebagian selanjutnya.insyaallah.

Sumber rujukan:

Kunjungi:

Aneka resep masakan

Aneka resep kue kekinian 


Post a Comment for "Stres: pengertian dan cara mengatasinya"